Kamis, 27 Mei 2010

Badai Matahari Di Masa Depan

140275
Jakarta – Ilmuwan telah berdebat selama bertahun-tahun apa yang terjadi jika fusi matahari mulai habis. Saat bahan bakar habis, matahari akan memerah dan membesar. Simulasi terbaru mendapati bumi akan berakhir dengan ditelan oleh matahari.
Nasib kehidupan di bumi selalu tergantung pada matahari. Bintang jika membesar biasanya sedang berada dalam tahap akhir ledakan dahsyat bernama supernova. Ledakan itu akan menghasilkan bintang neutron atau disebut lubang hitam.
Lubang hitam ini sangat berbahaya, karena akan menghisap obyek langit di sekitarnya termasuk planet-planet. Tapi bintang dengan ukuran sedang seperti matahari masih jauh dari tahap supernova. Matahari akan melalui transformasi perlahan setelah bahan bakar hidrogen terakhir habis baru akan mulai membakar helium.
Pembakaran Helium akan membaut suhu inti sangat tinggi dan menyebabkan matahari berubah menjadi bintang merah. Simulasi terbaru akan terjadi sekitar 5 miliar tahun lagi di mana ukuran matahari akan membengkak 250 kali dari ukuran sekarang.
Astrophysicists mempelajari masa lalu dan masa depan matahari melalui pengamatan evolusi bintang dalam berbagai tipe dan masa hidup. Studi sebelumnya mendapati, matahari yang membengkak akan mempengaruhi Merkurius dan Venus, sementara Mars tetap aman karena tidak terjangkau. Namun bumi berada di zona yang tidak pasti karena berada di lokasi antara kedua planet itu.
Penelitian memperkirakan matahari yang mulai kehilangan massa secara besar sebelum membengkak menyebabkan bumi bisa lolos ke orbit yang lebih jauh dari matahari. Hal itu bisa terjadi karena gravitasi matahari yang makin berkurang.
Namun harapan bumi bisa selamat itu telah punah. Astronomer Inggris yang melakukan simulasi melemahnya gaya tarik matahari mendapatkan hasil yang kurang menggembirakan.
“Jika ada efek, bumi diperkirkan bisa lolos dari kerusakan. Tapi astmofer lemah paling luar matahari melebar dan bumi akan mengorbit di lapisan paling lemah itu,” kata Robert Smith peneliti di University of Sussex Inggris.
Gas tekanan rendah ini cukup menyebabkan bumi masuk ke arah matahari meskipun gravitasi bumi mendorong ke arah luar. Bumi akhirnya akan ditelan dan menguap sekitar 7,6 miliar tahun dari sekarang.
Tapi kehidupan akan punah lebih cepat dari jadwal itu. Ilmuwan sependapat, semua kehidupan akan punah satu miliar tahun lagi, saat matahari mulai makin terang dan mengubah bumi menjadi gurun secara total. Turunnya tingkat karbon dioksida menjadikan tumbuhan tidak bisa melakukan fotosintesis dan menyebabkan kematian makhluk hidup.

Ilmuwan AS Ciptakan "Kehidupan Buatan

VIVAnews - Suatu tim peneliti di Amerika Serikat (AS) mengaku berhasil menciptakan "kehidupan buatan" pertama di dunia. Ini berupa serangkaian sel bakteri hidup yang dihasilkan DNA buatan berdasarkan pemrograman komputer.

Demikian ungkap Craig Venter, yang memimpin tim riset di J Craig Venter Institute di Kota Rockville, negara bagian Maryland, AS. "Ini merupakan sel pertama di planet ini yang orangtuanya adalah komputer," kata Venter seperti yang dimuat di laman harian USA Today, Kamis sore 20 Mei 2010 waktu setempat.

"Sel ini bermula dari kode digital di komputer," lanjut Venter, yang dikenal sebagai salah satu peneliti pelopor atas studi pemetaan genome manusia dan biologi sintetis.

Penemuan ini merupakan, "Momen yang menentukan dalam sejarah biologi dan bioteknologi." Begitu kata Mark Bedau, cendekia dari Reed College dan editor Jurnal "Artificial Life," seperti yang dikutip majalah Science.

Sel bakteri hidup berwarna biru itu disimpan dalam suatu alat pendingin dan akan dipamerkan di suatu museum. Sel itu diyakini tidak menular. Venter Institute yakin bahwa penciptaan ini berdampak besar bagi penelitian-penelitian lain.

"Melalui studi ini, tim telah berdiskusi dan terlibat dalam tinjauan etis secara eksternal dan menyadari implikasi sosial atas penelitian ini," demikian menurut Venter Institute.

Venter kini berencana membuat piranti lunak (software) khusus untuk perkembangan sel itu. Tim peneliti awalnya menyalin genome bakteri yang sudah ada dan selanjutnya merangkai kode genetik genome itu dan menggunakan "mesin sintesis" untuk membuat salinan baru secara kimiawi.

"Kami kini mampu mengambil kromosom sintetik dan mencangkokkannya ke sel penerima, yang merupakan organisme yang berbeda," kata Venter kepada stasiun televisi BBC.

Maka, dia melanjutkan bahwa begitu piranti lunak yang mereka ciptakan berfungsi, sela yang bersangkutan akan bereaksi dan berubah menjadi spesies-spesies yang dipetakan dalam kode genetik.

"Ini merupakan kali pertama DNA sintetik sepenuhnya mengendalikan sebuah sel," kata Venter.

Selasa, 25 Mei 2010

Nenek Bertanduk di Dahi di China !











Wanita tua itu, yang bernama Zhang Ruifang (101 tahun) mengejutkan keluarganya. Betapa tidak, karena di dahinya tumbuh tanduk sepanjang 2.4 inchi (6 cm).

Nenek itu yang berasal dari Linlou desa, provinsi Henan, mengatakan bahwa tanduk itu tumbuh sekitar setahun yang lalu.

Dan yang anehnya, tanduk itu terus tumbuh dan di sisi lain dahinya sepertinya sudah mulai tumbuh tanduk yang lain. Hal ini cukup mengkhawatirkan keluarganya.

Menurut berita dari dailymail, belum ada konfirmasi dari tim kedokteran tentang tanduk aneh tersebut.